Indonesia berikan penghargaan kepada manajemen bandara Komodo kepada konsorsium Changi, lebih banyak proyek di 2020
JAKARTA (Reuters) – Indonesia tahun depan akan menawarkan lebih banyak proyek pengelolaan bandara kepada investor asing setelah memberikan penghargaan pertamanya kepada perusahaan asing pada Kamis (26 Desember), kata menteri perhubungan.
Negara ini menyerahkan pengembangan dan operator selama 25 tahun bandara Komodo kepada konsorsium PT Cardig Aero Services dan Changi Airports International Pte Ltd Singapura.
Bandara ini berada di kota Labuan Bajo di sebuah pulau wisata yang merupakan rumah bagi komodo.
Ini menandai pertama kalinya sebuah konsorsium yang melibatkan perusahaan asing diberikan operator bandara di Indonesia, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Konsorsium akan menginvestasikan 1,2 triliun rupiah (S $ 116 juta) selama lima tahun untuk memperluas bandara, termasuk memperpanjang landasan pacu untuk mengakomodasi pesawat yang lebih besar yang kemungkinan terbang langsung dari negara-negara seperti Cina, Jepang dan India, dan meningkatkan kapasitasnya lebih dari enam kali lipat untuk menangani 4 juta penumpang, Menteri Transportasi Budi Karya Sumadi mengatakan pada konferensi pers.
Perusahaan-perusahaan tersebut juga diperkirakan akan menghabiskan 5,7 triliun rupiah selama lima tahun untuk operasinya, sementara pemerintah akan memberikan jaminan melalui perusahaan keuangan milik negara, kata Sumadi.
“Ini adalah awal bagi kami untuk menawarkan (bandara) lain,” kata Sumadi. “Saya meminta dukungan Anda sehingga kami dapat mengurangi ketergantungan kami pada anggaran dan terus membangun infrastruktur di seluruh negeri,” katanya.
Dia mendaftarkan bandara Kuala Namu di pinggiran kota Medan, Sumatera Utara, bandara Sam Ratulangi di kota Manado di Sulawesi Utara, dan bandara di Singkawang, Kalimantan Barat, sebagai proyek yang akan ditawarkan pemerintah pada tahun 2020.
Investasi yang dibutuhkan di dua bandara pertama berjumlah hingga 8 triliun rupiah, kata Sumadi, menambahkan bahwa mereka sudah menangani 14 juta penumpang dan akan menjadi titik masuk yang ideal bagi wisatawan dari Timur Tengah, Cina dan India.